x : 10 / Sempurna (yang dipertanyakan)




0 : Kosong / Tiada apa-apa




7 : Baik / Cukup





x07,



Manusia

selalu mencari

apa yang tidak dimilikinya

yang dibutuhkan sesungguhnya

bukanlah

sesuatu yang sempurna

melainkan

sesuatu yang cukup

Home

Saturday, March 19, 2011

Rumus Cinta (2)

Cinta merupakan bagian dari apa yang diyakini. Karenanya cinta tersusun oleh unsur-unsur sebagai berikut. (Ciee.... Ngomongnya unsur, nemu dari mana tuh kata hehe...) Oke lanjut lagi ya! Unsur-unsur itu : diyakini dalam hati, diucapkan melalui lisan dan dibuktikan dengan perbuatan.

So, sudahkah kita memiliki cinta sesuai yang kita harapkan? Kalau sudah, adakah ketiga unsur tadi menjadi tolok ukur bagi kita? Kenapa kita memerlukan tolok ukur tadi? Pastinya kita berharap.... (isi sendiri)

Ya benar! Yang pertama cinta itu harus diyakini dalam hati. Hal ini sangatlah mudah untuk diucapkan namun pada realitanya sangat sulit untuk dilaksanakan. Karena umumnya kita meyakini segala sesuatu berdasarkan sebab yang kita terima tanpa menyadari akibat dari apa yang telah kita jatuhkan sebagai pilihan. Jadi wajar, jika kita sering mundur dari apa yang telah kita pilih tadi bahkan sampai kita sendiri belum sempat untuk mengungkapkan atau pun menuangkannya.

Sebagai contoh, pernah di suatu tempat wilayah Indonesia bagian timur mengalami musim panas berkepanjangan. Sehingga berkumpullah para tokoh pemuka agama yang pada akhirnya keluarlah sebuah statement "Apakah sudah tidak ada lagi orang-orang 'alim yang do'anya dapat dijawab oleh Yang Maha Kuasa?". Menyikapi statement tersebut maka dikumpulkanlah warga untuk memohon kepada Yang Kuasa agar hujan dapat segera turun. Singkat cerita setelah sekian hari setelah permohonan itu, hujan tak kunjung datang jua. Maka berkumpullah para warga mengadu kepada sang tokoh yang disegani itu. Sang tokoh melihat hal itu maklum adanya. Bukannya khawatir beliau justru melontarkan pertanyaan kepada warga. "Sudahkah kalian beriman?" mereka menjawab "sudah". "Sudahkah kalian berpuasa?" mereka menjawab "sudah". "Sudahkah kalian meninggalkan hal yang dilarang?" mereka menjawab "sudah". "Sudahkah kalian beramal baik?" lagi-lagi mereka menjawab "sudah". Namun di luar dugaan sang tokoh tadi menjawab dengan lantangnya. "BOHONG!!! Kalau kalian sudah beramal baik kenapa masih ada orang yang ahli ibadah khawatir kalau hujan turun ia tidak bisa beribadah karena rumahnya kebocoran?".

Dari sepenggal kisah tadi banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Di antaranya : apa yang diyakini dibutuhkan kepatuhan di dalamnya, apa yang diyakini dibutuhkan pengorbanan di dalamnya, apa yang diyakini dibutuhkan ketelitian di dalamnya, dan yang terpenting apa yang diyakini dibutuhkan pula persiapan di dalamnya. Memang terkadang hal kecil di luar kesadaran kita ternyata mempunyai dampak yang sangat besar bagi keyakinan kita sendiri. Karena itu orang yang memiliki cinta umumnya bisa dilihat dari kepeduliannya dan keyakinan adalah bekal yang dapat mengantarkan orang itu kepada apa yang dicintainya.